Itu
karena seorang pesimis pun memiliki alasan untuk memilih menjadi sang
pesimis. Begitu pula dengan sang optimis, juga sang realis. Mereka
memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang sebuah
permasalahan.
KOMBINASINYA
Pasti banyak yang berpikir bahwa kombinasi dari sang pesimistis, sang optimistis dan sang realistis itu bakalan sangat kacau. Gimana nggak? Sifat mereka kan saling berlawanan. Tapi, coba deh baca kata-kata ini:
Pasti banyak yang berpikir bahwa kombinasi dari sang pesimistis, sang optimistis dan sang realistis itu bakalan sangat kacau. Gimana nggak? Sifat mereka kan saling berlawanan. Tapi, coba deh baca kata-kata ini:
“ The pessimist complains about the wind; The optimist expects it to change; The realist adjust the sails”
By William Arthur Ward
“Sang pesimis komplain mengenai anginnya ; Sang optimis mengharapkan angin itu berubah; Sang realis menyesuaikan layarnya”
Saya
menafsirkan kata-kata itu, sebagai bentuk “kerja sama” dari sang
pesimis, optimis dan realis. Tapi, apa iya, hal itu realistis dapat
terjadi? Tentu saja hal itu realistis
dapat terjadi. Pada dasarnya ketiga tipe ini pun tidak berkontradiksi,
hanya memiliki “cara” yang berbeda dalam memandang sebuah
permasalahan.Sang optimis, yang percaya bahwa segalanya akan menjadi baik pada akhirnya, dan terus mengharapkan perubahan kearah yang positif.Seringkali berusaha untuk tidak memandang pada resiko-resiko yang akan terjadi. Sedangkan, sang pesimis, ia begitu “berhati-hati”, ia menganalisa segala kemungkinan resiko sebisanya, dari yang terkecil hingga yang paling ekstrim, ia terbiasa menganalisa keadaan. Mungkin sang pesimis ini bukan tidak percaya akan keberhasilan, dia hanya tidak tahu caranya.Sedangkan sang realis, ia memilih tindakan-tindakan yang memang pasti akan mampu ia lakukan. Karena jika terlalu tinggi, ia beranggapan hal itu tidak mampu diraih.
Masing-masing
memiliki sudut pandangnya sendiri-sendiri. Bukankah yang seharusnya
kita butuhkan adalah memadukan sudut-sudut pandang yang berbeda agar
dapat memiliki pandangan yang utuh dalam suatu permasalahan. Dengan
begitu, kita akan mengetahui, bagian-bagian mana saja yang kurang tepat
dari sudut pandang kita, dan mengubahnya untuk menjadi lebih baik, dan
tentunya menyelesaikan permasalahannya.
Yang harus
dipahami oleh sang optimis, adalah bahwa kita butuh untuk mengerti
segala resiko yang terjadi, bukan untuk membuat kita menjadi pesimis,
tetapi untuk mengatasinya. Begitu pula dengan sang pesimis, juga harus
menyadari bahwa segala resiko yang ia analisa tidak akan menyebabkan
kegagalan jika ia melakukan dan menyiapkan sesuatu untuk menghadapinya,
dan dengan begitu segalanya mungkin terjadi. Pun, dengan sang realis,
ia harusnya menyadari bahwa target yang tinggi membutuhkan analisa
resiko dan tingkat penanganan yang tinggi pula. Dengan begitu,
segalanya akan mungkin terjadi.
Tanpa
Sang Pesimis, mungkin yang lainnya tidak menyadari resiko yang
disebabkan oleh kondisi-kondisi itu, bisa jadi juga bahkan tidak
menyadari ada masalah. Tanpa Sang Optimis, mungkin mereka akan
kehilangan harapan untuk melalui masalah itu. Dan tanpa sang Realis,
mungkin mereka hanya bergelut dengan masalah-masalahnya sendiri. Setiap
tipe memiliki tempatnya sendiri-sendiri di dunia ini. Just like
ourselves ^^
Bukankah,
kerjasama yang terjadi antara mereka akan luar biasa,? Sang optimis
menjadi pembakar semangat dan motivasi mereka, sang pesimis yang
menganalisa setiap kemungkinan dan sang realis yang menyiapkan
tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi
masalah-masalah itu. Itu menjadi tim yang sangat baik bukan?
Mungkin,
kita tidak semua orang harus berubah menjadi begitu optimis. Mungkin,
kita hanya butuh “menyeimbangkannya” dan “menyadarkan”, agar tidak
menjadi terlalu ekstrim. Dan, memanfaatkan kelebihan yang ia miliki.
Toh, kita tidak bekerja dan hidup sendirian di dunia ini. Kita memiliki
keluarga, sahabat, partner, yang bisa membantu kita untuk
menyeimbangkannya, jika sewaktu-waktu kita menjadi begitu ekstrim
dengan cara berpikir kita. Jika kita mengubah setiap orang menjadi
optimis, mungkin kita akan kehilangan para analis-analis resiko yang
hebat, juga para problem solver dari setiap masalah di dunia.
Sang Optimis, Pesimis, dan Realis dalam diri kitaSaya percaya, setiap orang memiliki sisi optimis, pesimis dan realis dalam dirinya masing-masing. Sisi-sisi ini seringkali bersinggungan ketika kita menghadapi masalah. Sebagian merespon dengan menghilangkan “bisikan sang pesimis dan realis’, dan memilih “sang optimis”. Sebagian lagi merespon dengan menghiraukan “bisikan sang pesimis”, dan memilih untuk mundur. Sebagian lagi memilih untu menghiraukan “bisikan sang realis”, dan memilih untuk melakukan yang pasti bisa ia lakukan.
Tetapi, seperti halnya dengan kerjasama ketiga tipe ini yang saya jelaskan tadi, ketiga sisi ini dalam diri kita pun dapat bekerja sama. Kita memberi pengertian pada sisi optimis, pesimis dan optimis dalam diri kita agar mereka dapat bekerja sama. Dengan begitu, bukankah kita juga akan mendapatkan hasilnya yang luar biasa?
Memang, mungkin saja kita gak bisa lepas dari “kecenderungan” kita untuk menjadi lebih optimis, lebih pesimis, atau lebih realis. Tetapi, asal kita dapat memadukan ketiganya dalam diri kita, itu jauh lebih baik daripada cenderung ke salah satu secara ekstrim. Pun, dengan begitu kita juga bisa memahami tipe orang-orang yang pesimis, optimis dan realis, dan tidak men-judge mereka dan memaksa mereka menjadi salah satu yang menurut kita terbaik. Kita bisa mendengar dan mempertimbangkan segala saran dari mereka.
Dan, kembali lagi dengan kecenderungan kita, kita tidak perlu terlalu khawatir, karena orang-orang yang di sekitar kita akan menyeimbangkannya. Dan dalam kehidupan ini, kita memang akan selalu bekerja sama dalam menghadapi setiap permasalahan bersama. Tidak mungkin kan, kita menyelesaikan segala permasalahan di dunia ini sendirian? Jadi, tidak ada salahnya untuk menyandarkan dan mengandalkan orang lain untuk “menyeimbangkan” diri kita. Karena memang itulah kenapa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena mereka memang saling membutuhkan. Sehingga, kita bisa memadukan segala kelebihan dan kekurangan kita dengan orang lain, untuk menemukan dan memberikan solusi yang terbaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar