Semua manusia tentulah tercipta dengan fitrahnya masing-masing. Manusia
diberikan fitrah berupa perasaan dan nafsu/keinginan. Perasaan atau
keinginan itu bisa berupa ingin mendapatkan pasangan yang rupawan, ingin
mempunyai banyak rezeki, ingin mempunyai gelar tinggi, tahta dan segala
macam jenis angan-angan dan harapan yang pastinya semua manusia miliki.
Mungkin setiap kali kita terbangun dikala pagi hari, kita selalu teringatkan kembali tentang mimpi-mimpi dan angan-angan kita. Membayangkan segala hal yang kita impikan akan menjadi kenyataan.
Mimpi dan cita-cita bagi manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup. Jika manusia tidak mempunyai mimpi, sudah pasti manusia itu sama saja seperti sebuah patung hidup. Makanya ada pepatah yang berbunyi, “gantungkanlah cita-citamu setinggi langit” . Artinya kita sebagai mansia diharuskan untuk mempunyai mimpi yang besar.
Tapi mimpi hanya akan tetap menjadi mimpi jika kit tidak melakukan usaha apapun untuk mendapatkannya. Jika kita hanya bermimpi tanpa berbuat sesuatu dan memulai, status kita bukanlah sebagai seorang pemimpi, tapi seorang pengkhayal.
- Pemimpi tidak pernah cepat putus asa dan akan selalu mencoba sampai titik darah penghabisan agar apa yang diimpikannya segera terwujud. Pengkhayal kembali hanya berandai-andai dan membayangkan mimpi-mimpinya sedang terwujud.
- Pemimpi bisa mengorbankan seluruh waktu, tenaga bahkan materi agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan. Pengkhayal, jangankan mengorbankan waktu, tenaga bahkan uang, ia sudah ragu dari awal kalau mimpinya tidak masuk akal, mana mungkin dia mau berkorban. Kembali dia hanya bisa berandai-andai dan membayangkan bahwa mimpi-mimpinya sedang terwujud.
“Pengkhayal Lebih Senang Berandai-andai Membayangkan Mimpinya Sedang Terwujud, dibanding bergerak, berusaha dan berkorban agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan”
Sangat jelas bedanya seorang pengkhayal dan seorang pemimpi yang benar-benar memperjuangkan apa yang diimpikannya itu.
Contoh sederhana, bagi yang suka nonton program televisi Indonesian Idol, pasti mengenal sosok sang juara 2013, Regina. Regina berulang kali mengikuti audisi Indonesian Idol namun selalu gagal dan gagal. Tapi dia tetap pada mimpinya dan percahya bahwa mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi terkenal bisa terwujud. Jika Regina hanya seorang pengkhayal, dia mungkin hanya akan nyanyi-nyanyi di kamar mandi saja. .Hehe. Regina akan lebih senang berandai-andai “Jika aku menjadi….” . Namun Regina bukan pengkhayal, beberapa kali selalu gagal, akhirnya dia berhasil masuk babak sepuluh besar dan bahkan menjadi juara.
Betapa hebatnya kekuatan sebuah “mimpi”.
Jadi, bagaimana dengan anda?
apakah sudah termasuk golongan orang-orang yang mempunyai mimpi? ataukah hanya sekumpulan pengkhayal saja?
Mungkin setiap kali kita terbangun dikala pagi hari, kita selalu teringatkan kembali tentang mimpi-mimpi dan angan-angan kita. Membayangkan segala hal yang kita impikan akan menjadi kenyataan.
Mimpi dan cita-cita bagi manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup. Jika manusia tidak mempunyai mimpi, sudah pasti manusia itu sama saja seperti sebuah patung hidup. Makanya ada pepatah yang berbunyi, “gantungkanlah cita-citamu setinggi langit” . Artinya kita sebagai mansia diharuskan untuk mempunyai mimpi yang besar.
Tapi mimpi hanya akan tetap menjadi mimpi jika kit tidak melakukan usaha apapun untuk mendapatkannya. Jika kita hanya bermimpi tanpa berbuat sesuatu dan memulai, status kita bukanlah sebagai seorang pemimpi, tapi seorang pengkhayal.
Bedanya Pemimpi dan Pengkhayal
- Pemimpi selalu mencari cara bagaimana agar semua mimpi-mimpinya terwujud. Pengkhayal hanya berandai-andai dan membayangkan mimpi-mimpinya sedang terwujud.- Pemimpi tidak pernah cepat putus asa dan akan selalu mencoba sampai titik darah penghabisan agar apa yang diimpikannya segera terwujud. Pengkhayal kembali hanya berandai-andai dan membayangkan mimpi-mimpinya sedang terwujud.
- Pemimpi bisa mengorbankan seluruh waktu, tenaga bahkan materi agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan. Pengkhayal, jangankan mengorbankan waktu, tenaga bahkan uang, ia sudah ragu dari awal kalau mimpinya tidak masuk akal, mana mungkin dia mau berkorban. Kembali dia hanya bisa berandai-andai dan membayangkan bahwa mimpi-mimpinya sedang terwujud.
“Pengkhayal Lebih Senang Berandai-andai Membayangkan Mimpinya Sedang Terwujud, dibanding bergerak, berusaha dan berkorban agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan”
Sangat jelas bedanya seorang pengkhayal dan seorang pemimpi yang benar-benar memperjuangkan apa yang diimpikannya itu.
Contoh sederhana, bagi yang suka nonton program televisi Indonesian Idol, pasti mengenal sosok sang juara 2013, Regina. Regina berulang kali mengikuti audisi Indonesian Idol namun selalu gagal dan gagal. Tapi dia tetap pada mimpinya dan percahya bahwa mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi terkenal bisa terwujud. Jika Regina hanya seorang pengkhayal, dia mungkin hanya akan nyanyi-nyanyi di kamar mandi saja. .Hehe. Regina akan lebih senang berandai-andai “Jika aku menjadi….” . Namun Regina bukan pengkhayal, beberapa kali selalu gagal, akhirnya dia berhasil masuk babak sepuluh besar dan bahkan menjadi juara.
Betapa hebatnya kekuatan sebuah “mimpi”.
Jadi, bagaimana dengan anda?
apakah sudah termasuk golongan orang-orang yang mempunyai mimpi? ataukah hanya sekumpulan pengkhayal saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar