Jumat, 28 November 2014

Buah-buahan Asli Desa Talang Piase | Anda pernah mencobanya

Seiring habisnya hutan-hutan di Talang Piase ditebang dijadikan sebagai perkebunan dan pemukiman, buah-buahan hutan yang dulu masih banyak ditemui sekarang menjadi langka, bahkan dapat dikatakan sudah berada di ambang kepunahan. Buah-buahan yang sudah langkah :

1. buah idan (dalam bahasa Melayu Semenanjung/Malaysia disebut Redan). Buah ini terdapat di hutan-hutan Talang Piase, Sungai Puo, dan Sungai Temesu. Buah yang enak ini raib bersama buah-buahan hutan lainnya seperti Tampui, dan lain-lain.
Buah Idan (Redan) ini memiliki bentuk yang sangat menarik, sekitar kulitnya seperti Kelengkeng atau Romanas dengan warna merah mencolok dan merah jambu ketika masak. Daging buahnya pun hampir sama dengan rambutan atau Romanas dengan rasa yang sangat enak dan manis.
Ini dia buahnya:


















2.  Asam kelumi, tumbuh dan  hidup didaerah perairan yang ada didalam hutan, atau daerah bencah-bencah sungai abang ayo, sungai curup dll,, buah ini mirip sekali dengan salak, saking miripnya banyak orang mengira ini adalah buah salak, namun rasanya sangat asam, biasanya sebelum dimakan buah ini dibuat manisan dulu untuk menghilangi rasa asamnya. hidup didataran rendah hutan Piase.
 Ini dia buahnya:





3.  Letup.. Jarang dengar nama buah ini?...sebenernya masih banyak buah2n yg enak tapi masih jarang orang tau,,saya baru post kan beberapa aja dulu, tumbuhnya di semak-semak atau di regek -regek  pinggir2 jalan hutan desa Talang Piase dan kebanyakan tumbuh di daerah dekat pemukiman atau ladang yang sudah mau di tinggalkan,,kalau udah mateng,,rasanya,,,manis2 asem,,,
Ini dia buahnya:





4. Buah Aman, ini adalah buah yang paling aku suka untuk merujak, rasanya asam dam enak sekali. buah aman banyak dijumpai hampir di seluruh kawasan Talang Piase, termasuk Lawang Wetan.. buah aman memiliki ciri-ciri berbentuk bulat telur dengan warna hijau kalu masih mentah, dan berubah warna kuning kecoklatan kalu sudah matang..
Ini dia buahnya:
 




5. Tampui, buah tampui banyak ditemui di hutan Talang piase, buah ini rasanya gurih dan nikmat, tapi sekarang buah tampui sudah jarang sekali ditemui,,:
 Ini dia buahnya:







6. Romanas, buah Romanas mirip Rambutan tetapi kulitnya seperti buah idan, buah ini rasanya manis dan banyak terdapat di hutan-hutan tak jauh dari pemukiman penduduk.. dahan dan ranting buah ini sangat rapuh, tak jarang waktu aku kecil dahulu galak jatuh dari batang pohon buah romanas.hehehe.
Ini dia buahnya:












7. Anggung buah anggung banyak ditemui dibelakang rumah-rumah warga piase, batang anggung biasanya hidup disekitar pinggiran aliran sungai piase. buah anggung ini mirip dengan romanas tapi buahnya sedikit lebih besar daripada romanas, kulitnya juga bulu-bulu mirip kulit rambutan tapi agak tebal dan lebih kasar bulunya.
ni dia buahnya:




8. Buah gelogo / Manggus Jerman
 Buah mirip manggus tapi kulitnya kekuning-kuningan, buah ini sekarang jarang terlihat lagi karena penebangan hutan untuk ladang

ni dia buahnya:






9. Buah pisai manau
buah ini banyak di daerah sungai puo, atau di dekat sungai-sungai...
sekarang buah ini sudah hampir punah di Talang Piase

 ini dia buahnya :







10. Buah arang-arang
Buah yang banyak ditemui di hutan piase, uniknya buah ini hanya dijumpai di Talang Piase dan sekitarnya saja..
boleh dikatakan ini identitas buah hutan piase


Jumat, 21 November 2014

Sudut Pandang| “Kebodohan” Orang Pintar


Jika saya sebut kata “bodoh”, mungkin di benak kita akan terlintas gambaran bahwa orang “bodoh” yaitu orang yang tak berpendidikan serta mempunyai tingkat kecerdasan yang dibawah rata-rata. Pendapat ini benar, namun ini hanya mengacu pada arti secara umum. Sekedar diketahui saja, bodoh memang seringkali diidentikkan dengan kekurangan secara mental atau psikologis. Banyak pendapat yang beranggapan bahwa bodoh sama dengan idiot, goblok, telmi (telat mikir) dan sebagainya. Orang bodoh biasanya sangat konyol dalam bertindak, maka dari itu tak jarang penyandang gelar “bodoh” sering membuat orang lain terpingkal-pingkal karena kekonyolannya. Terlepas dari itu, terkadang karena penyakit “bodoh” ini, orang lain jadi naik pitam karena kesalahan yang dilakukan dengan sengaja yang mengakibatkan kerusakan maupun kerugian. Entahlah karena kekonyolan orang bodoh seringkali membawa dampak yang membingungkan. Jadi teringat kata pepatah “jika kamu tak mampu membuat kagum orang lain dengan kepandaianmu, maka setidaknya kamu bisa membuat bingung mereka dengan kebodohanmu”. Ini adalah motivasi untuk penyandang gelar “bodoh”. Setidaknya mereka merasa puas setelah bisa membuat bingung orang lain. Dalam kekurangan pasti ada kelebihan.
Satu lagi yang menonjol dari orang bodoh yakni keberanian. Saya pernah menulis status di jejaring sosial yang isinya kurang lebih begini “Orang Bodoh Lebih Berani Dibandingkan Tentara Perang”. Kenapa saya katakan demikian ? Sudah pasti karena ada perbedaan yang mencolok diantara keduanya. Jika seorang Tentara Perang pasti punya prinsip “berfikir sebelum bertindak” sedang untuk orang bodoh lebih konyol lagi karena mustahil dia akan berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Sangat sederhana untuk dipahami.
Dari uraian saya, setidaknya saya dapat definisikan dua hal yang yang berkaitan dengan “kebodohan”. Tentu saja terlepas dari arti bodoh secara umum. Jika bodoh secara umum berkaitan dengan kekurangan maka disini saya definisikan “kebodohan” yang justru dimiliki orang pandai. Sangat lucu jika saya katakan ini dan Anda pun tidak akan setuju jika orang pandai itu bodoh. Sudahlah, anggap saja saya ini berceloteh. Definisi kebodohan yang saya maksud ada 2 hal yaitu prinsip seseorang dalam menyikapi masalah kehidupan. Ini artinya orang pandai saja masih dapat dikatakan bodoh jika melakukan “kekonyolan” yang akan saya jelaskan. Definisi dari kebodohan ada 2 hal yaitu “Bertindak Tanpa Berfikir” dan “Berfikir Tanpa Bertindak”. Baiklah, akan saya coba uraikan satu persatu. “Bertindak Tanpa Berfikir” adalah kebodohan yang sangat nyata dan telah banyak orang terjerumus ke dalam hal ini. Biasanya mereka akan bertindak seperti ini jikalau dalam keadaan tak terkontrol, emosional misalnya. Banyak sekali mereka yang akhirnya menyesal karena perbuatan serta tindakannya yang mencerminkan kebodohan ini. Lihat saja pada realitanya, hampir setiap waktu kata “sesal” akan diucapkan manakala telah melakukan tindakan konyol.
Kemudian definisi “Berfikir Tanpa Bertindak”. Ini juga seringkali menimpa para kaum intelektual yang hanya sibuk dengan gagasan dan pemikirannya namun tidak direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata. Lihat para Politisi yang berkampanye, mereka akan berkoar-koar tentang janji-janji manis namun pada kenyataannya omong kosong. Hal ini juga tak luput dari kita sendiri, kita akan mudah merencanakan segala sesuatu yang indah namun ternyata itu hanya bentuk imajinasi serta khayalan kita semata. Dari definisi ini, tentunya kita dapat memahami bahwa kebodohan bukan hanya mengacu pada tingkat kecerdasaan (IQ) yang rendah saja namun kita pun akan terlihat “bodoh” manakala tindakan kita tak sesuai dengan realita. Semoga bermanfaat…

Bedanya Pemimpi dan Pengkhayal|Anda termasuk yang mana?

Semua manusia tentulah tercipta dengan fitrahnya masing-masing.  Manusia diberikan fitrah berupa perasaan dan nafsu/keinginan. Perasaan atau keinginan itu bisa berupa ingin mendapatkan pasangan yang rupawan, ingin mempunyai banyak rezeki, ingin mempunyai gelar tinggi, tahta dan segala macam jenis angan-angan dan harapan yang pastinya semua manusia miliki.
Mungkin setiap kali kita terbangun dikala pagi hari, kita selalu teringatkan kembali tentang mimpi-mimpi dan angan-angan kita. Membayangkan segala hal  yang kita impikan akan menjadi kenyataan.
Mimpi dan cita-cita bagi manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup. Jika manusia tidak mempunyai mimpi, sudah pasti manusia itu sama saja seperti sebuah patung hidup. Makanya ada pepatah yang berbunyi, “gantungkanlah cita-citamu setinggi langit” . Artinya kita sebagai mansia diharuskan untuk mempunyai mimpi yang besar.
Tapi mimpi hanya akan tetap menjadi mimpi jika kit tidak melakukan usaha apapun untuk mendapatkannya. Jika kita hanya bermimpi tanpa berbuat sesuatu dan memulai, status kita bukanlah sebagai seorang pemimpi, tapi seorang pengkhayal.

Bedanya Pemimpi dan Pengkhayal

- Pemimpi selalu mencari cara bagaimana agar semua mimpi-mimpinya terwujud. Pengkhayal hanya berandai-andai dan membayangkan mimpi-mimpinya sedang terwujud.
- Pemimpi tidak pernah cepat putus asa dan akan selalu mencoba sampai titik darah penghabisan agar apa yang diimpikannya segera terwujud. Pengkhayal kembali hanya berandai-andai dan membayangkan mimpi-mimpinya sedang terwujud.
- Pemimpi bisa mengorbankan seluruh waktu, tenaga bahkan materi agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan.  Pengkhayal, jangankan mengorbankan waktu, tenaga bahkan uang, ia sudah ragu dari awal kalau mimpinya tidak masuk akal, mana mungkin dia mau berkorban. Kembali dia hanya bisa berandai-andai dan membayangkan bahwa mimpi-mimpinya sedang terwujud.
“Pengkhayal Lebih Senang Berandai-andai Membayangkan Mimpinya Sedang Terwujud, dibanding bergerak, berusaha dan berkorban agar mimpi-mimpinya menjadi kenyataan”
Sangat jelas bedanya seorang pengkhayal dan seorang pemimpi yang benar-benar memperjuangkan apa yang diimpikannya itu.
Contoh sederhana, bagi yang suka nonton program televisi Indonesian Idol, pasti mengenal sosok sang juara 2013, Regina. Regina berulang kali mengikuti audisi Indonesian Idol namun selalu gagal dan gagal. Tapi dia tetap pada mimpinya dan percahya bahwa mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi terkenal bisa terwujud. Jika Regina hanya seorang pengkhayal, dia mungkin hanya akan nyanyi-nyanyi di kamar mandi saja. .Hehe.  Regina akan lebih senang berandai-andai “Jika aku menjadi….” . Namun Regina bukan pengkhayal, beberapa kali selalu gagal, akhirnya dia berhasil masuk babak sepuluh besar dan bahkan menjadi juara.
Betapa hebatnya kekuatan sebuah “mimpi”.
Jadi, bagaimana dengan anda?
apakah sudah termasuk golongan orang-orang yang mempunyai mimpi? ataukah hanya sekumpulan pengkhayal saja?

Uang Memang Bukan Segalanya tapi...| Demi Uang Melakukan Segalanya

Entah sudah berapa kali kalimat sakti bin bijak ini terucapkan. Uang bukan segalanya dalam hidup dan Uang bukan sumber kebahagiaan. Begitulah kebenarannya. Tapi kemudian menjadi kebenaran basi dan terlantarkan.
Mengapa?
Kenyataannya tetap saja banyak manusia yang berlomba-lomba mencari uang dengan segala cara demi untuk membeli segalanya dan menikmati kebahagiaan.
Bahkan tidak sedikit yang rela menyembah uang dan menjadikannya sebagai tuhan baru. Lebih setia pada uang daripada Tuhan-nya.
Bagaimana tidak? Demi uang manusia rela meninggalkan ibadahnya menyembah Tuhan. Demi uang rela meninggalkan istri atau suami dan anaknya.
Demi uang manusia rela mengabaikan suara nuraninya. Demi uang pula sampai harus menjual tubuh dan harga dirinya.
Ketika uang sudah menjadi segalanya manusia pun rela menjadi pembunuh dan meracuni sesamanya. Mencelakai dan memperdaya.
Demi uang sampai perlu memutuskan tali persaudaraan dan persahabatan. Demi uang sampai hati melakukan penghianatan. Demi uang integritas dipertaruhkan.
Masih ada. Demi uang manusia dengan bangga memamerkan kemaluannya tanpa rasa malu-malu. Atas nama ini-itu.
Demi uang ada manusia yang sampai mau bekerjasama dengan setan dan mempersembahkan tumbal berupa nyawa sesamanya. Bahkan nyawa anak sendiri.
Ini bukan omong kosong. Ini realita kehidupan yang bisa kita temui dalam kehidupan atau bahkan kita sendiri yang menjadi pelakunya.
Kita rela mengorbankan segalanya demi uang yang sesungguhnya melebihi apa yang kita butuhkan oleh keserakahan yang sudah mengakar dalam diri kita.
Kita menyadari uang bukan segalanya. Tapi tetap kehilangan kesadaran ketika sudah berhubungan dengan uang, sehingga akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.
Saya tahu sudah ada yang menunjukkan muka yang cemberut ketika saya menulis dengan kata kita dan protes,Enak aja kita? Saya sih gak gitu-gitu amat kali. Elu aja kali yang gitu selama ini!
Kalau benar ada yang bilang saya begitu kali ya saya juga bakal protes,Enak aja, saya juga gak begitu kali. Cuma sesekali aja sih!

Jalani Apa adanya | Oda et Labora

Ada banyak hal yang seharusnya kita pahami dalam meniti hidup ini. Salah satunya adalah keikhlasan dalam menjalani dan membiasakan untuk tak menyesali. Hidup itu begitu indah walau keindahan itu hanya nampak seperti duri yang menyakiti. Sudahlah, tidak ada artinya kita habiskan waktu kita hanya untuk memikirkan kenyataan hidup yang begitu terasa menusuk relung hati. Bersikap dewasa adalah pilihan terbaik untuk mengurangi beban yang kita pikul saat ini.
Bayangan hidup yang seakan menenggelamkan, angan-angan yang kian menggelincirkan. Semua itu bisa kita perbaiki mulai detik ini. Hidup bukan untuk bersenang-senang dan mengesampingkan segala permasalahan. Jika masalah datang, coba hadapi. Jalan keluar pasti akan terbuka lebar jikalau kita sanggup memahami dimana kunci dari semua permasalahan. Kembali ke Tuhan adalah pilihan terbaik namun terlepas dari sebuah doa yang kita panjatkan, usaha serta pengorbanan harus tetap jadi pegangan. Tak ada keberhasilan tanpa ada usaha. Mustahil bila kita sukses dengan hanya berdiam diri saja.
Tak ada yang mampu menjamin apakah esok atau lusa kita masih bisa tertawa atau justru dirundung derita. Semua itu rahasia Tuhan, manusia hanya bisa mengatur sebuah rencana tapi Tuhan lah yang akan menentukan. Setidaknya kita telah mengupayakan yang terbaik untuk hidup kita, hasilnya serahkan kepada Sang Pencipta.
Hidup ini bagaikan air yang mengalir. Berjalan seiring dengan berputarnya waktu. Coba ikuti kemana arah air itu hingga kita temukan satu titik akhir yang membahagiakan. Dimana atau kapan bukan kita yang akan menjawabnya namun serahkan pada waktu karena hanya waktu yang mampu menjawab semua yang ada. Optimis menjalani hidup serta buang semua hal-hal yang membuat kita lemah. Jika kita berfikir hidup adalah tantangan maka hadapilah. Percayalah semua akan indah pada waktunya karena Tuhan punya rencana yang terbaik untuk kita walau terkadang harus kita lewati dengan cucuran air mata.
Apalah arti sebuah cita-cita jika kita hanya memandang hidup ini layaknya panggung sandiwara. Memang tak ada yang abadi dalam hidup ini, tapi mengabadikan hidup dengan penuh arti adalah pilihan yang bijaksana. Rasakan semua yang terjadi dalam hidup ini, anggap setiap masalah adalah kerikil kecil yang menghalangi atau duri yang menyakiti. Tegapkan tubuh kita, luruskan langkah kita, tatap semua, lihatlah dunia yang begitu nyata. Rasakan aliran hidup ini yang terus menerus berjalan. Tak ada pilihan lain selain mengikuti arah hidup ini, jangan pernah melawan karena justru akan menyeret kita pada lembah keterpurukan. Semoga bermanfaat…

Kamis, 20 November 2014

Sang Pesimis , Sang Optimis, dan Sang Realis | Anda termsuk tife yang mana!!!!


Banyak orang berpikir menjadi pesimis itu bener-bener jelek. Menjadi optimis jauh lebih baik. Gak salah sih, bener malah, emang terbukti seperti itu. Tapi, (saya sebagai tipe orang pesimis merasakan bahwa) gak semua orang bisa dengan mudah berubah dari pesimis menjadi optimis, dan meninggalkan segala kepesimisannya.
Itu karena seorang pesimis pun memiliki alasan untuk memilih menjadi sang pesimis. Begitu pula dengan sang optimis, juga sang realis. Mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang sebuah permasalahan.
KOMBINASINYA
Pasti banyak yang berpikir bahwa kombinasi dari sang pesimistis, sang optimistis dan sang realistis itu bakalan sangat kacau. Gimana nggak? Sifat mereka kan saling berlawanan. Tapi, coba deh baca kata-kata ini:
“ The pessimist complains about the wind; The optimist expects it to change; The realist adjust the sails”
By William Arthur Ward
“Sang pesimis komplain mengenai anginnya ; Sang optimis mengharapkan angin itu berubah; Sang realis menyesuaikan layarnya”
Saya menafsirkan kata-kata itu, sebagai bentuk “kerja sama” dari sang pesimis, optimis dan realis. Tapi, apa iya, hal itu realistis dapat terjadi? Tentu saja hal itu realistis dapat terjadi. Pada dasarnya ketiga tipe ini pun tidak berkontradiksi, hanya memiliki “cara” yang berbeda dalam memandang sebuah permasalahan.
Sang optimis, yang percaya bahwa segalanya akan menjadi baik pada akhirnya, dan terus mengharapkan perubahan kearah yang positif.Seringkali berusaha untuk tidak memandang pada resiko-resiko yang akan terjadi. Sedangkan, sang pesimis, ia begitu “berhati-hati”, ia menganalisa segala kemungkinan resiko sebisanya, dari yang terkecil hingga yang paling ekstrim, ia terbiasa menganalisa keadaan. Mungkin sang pesimis ini bukan tidak percaya akan keberhasilan, dia hanya tidak tahu caranya.Sedangkan sang realis, ia memilih tindakan-tindakan yang memang pasti akan mampu ia lakukan. Karena jika terlalu tinggi, ia beranggapan hal itu tidak mampu diraih.
Masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri-sendiri. Bukankah yang seharusnya kita butuhkan adalah memadukan sudut-sudut pandang yang berbeda agar dapat memiliki pandangan yang utuh dalam suatu permasalahan. Dengan begitu, kita akan mengetahui, bagian-bagian mana saja yang kurang tepat dari sudut pandang kita, dan mengubahnya untuk menjadi lebih baik, dan tentunya menyelesaikan permasalahannya.
Yang harus dipahami oleh sang optimis, adalah bahwa kita butuh untuk mengerti segala resiko yang terjadi, bukan untuk membuat kita menjadi pesimis, tetapi untuk mengatasinya. Begitu pula dengan sang pesimis, juga harus menyadari bahwa  segala resiko yang ia analisa tidak akan menyebabkan kegagalan jika ia melakukan dan menyiapkan sesuatu untuk menghadapinya, dan dengan begitu segalanya mungkin terjadi. Pun, dengan sang realis, ia harusnya menyadari bahwa target yang tinggi membutuhkan analisa resiko dan tingkat  penanganan yang tinggi pula. Dengan begitu, segalanya akan mungkin terjadi.
Tanpa Sang Pesimis, mungkin yang lainnya tidak menyadari resiko yang disebabkan oleh kondisi-kondisi itu, bisa jadi juga bahkan tidak menyadari ada masalah. Tanpa  Sang Optimis, mungkin mereka akan kehilangan harapan untuk melalui masalah itu. Dan tanpa sang Realis, mungkin mereka hanya bergelut dengan masalah-masalahnya sendiri. Setiap tipe memiliki tempatnya sendiri-sendiri di dunia ini. Just like ourselves ^^
Bukankah, kerjasama yang terjadi antara mereka akan luar biasa,? Sang optimis menjadi pembakar semangat dan motivasi mereka, sang pesimis yang menganalisa setiap kemungkinan dan sang realis yang menyiapkan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah-masalah itu. Itu menjadi tim yang sangat baik bukan?
Mungkin, kita tidak semua orang harus berubah menjadi begitu optimis. Mungkin, kita hanya butuh “menyeimbangkannya” dan “menyadarkan”, agar tidak menjadi terlalu ekstrim. Dan, memanfaatkan kelebihan yang ia miliki. Toh, kita tidak bekerja dan hidup sendirian di dunia ini. Kita memiliki keluarga, sahabat, partner, yang bisa membantu kita untuk menyeimbangkannya, jika sewaktu-waktu kita menjadi begitu ekstrim dengan cara berpikir kita. Jika kita mengubah setiap orang menjadi optimis, mungkin kita akan kehilangan para analis-analis resiko yang hebat, juga para problem solver dari setiap masalah di dunia.
Sang Optimis, Pesimis, dan Realis dalam diri kita
Saya percaya, setiap orang memiliki sisi optimis, pesimis dan realis dalam dirinya masing-masing. Sisi-sisi ini seringkali bersinggungan ketika kita menghadapi masalah. Sebagian merespon dengan menghilangkan “bisikan sang pesimis dan realis’, dan memilih “sang optimis”. Sebagian lagi merespon dengan menghiraukan “bisikan sang pesimis”, dan memilih untuk mundur. Sebagian lagi memilih untu menghiraukan “bisikan sang realis”, dan memilih untuk melakukan yang pasti bisa ia lakukan.
Tetapi, seperti halnya dengan kerjasama ketiga tipe ini yang saya jelaskan tadi, ketiga sisi ini dalam diri kita pun dapat bekerja sama. Kita memberi pengertian pada sisi optimis, pesimis dan optimis dalam diri kita agar mereka dapat bekerja sama. Dengan begitu, bukankah kita juga akan mendapatkan hasilnya yang luar biasa?
Memang, mungkin saja kita gak bisa lepas dari “kecenderungan” kita untuk menjadi lebih optimis, lebih pesimis, atau lebih realis. Tetapi, asal kita dapat memadukan ketiganya dalam diri kita, itu jauh lebih baik daripada cenderung ke salah satu secara ekstrim. Pun, dengan begitu kita juga bisa memahami tipe orang-orang yang pesimis, optimis dan realis, dan tidak men-judge mereka dan memaksa mereka menjadi salah satu yang menurut kita terbaik. Kita bisa mendengar dan mempertimbangkan segala saran dari mereka.
Dan, kembali lagi dengan kecenderungan kita, kita tidak perlu terlalu khawatir, karena orang-orang yang di sekitar kita akan menyeimbangkannya. Dan dalam kehidupan ini, kita memang akan selalu bekerja sama dalam menghadapi setiap permasalahan bersama. Tidak mungkin kan, kita menyelesaikan segala permasalahan di dunia ini sendirian? Jadi, tidak ada salahnya untuk menyandarkan dan mengandalkan orang lain untuk “menyeimbangkan” diri kita. Karena memang itulah kenapa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena mereka memang saling membutuhkan. Sehingga, kita bisa memadukan segala kelebihan dan kekurangan kita dengan orang lain, untuk menemukan dan memberikan solusi yang terbaik

3 Hal yang selalu dipikiran manusia |

kadang-kadang kita melakukan kegiatan membayangkan tentang apa pun di saat sedang melakukan aktivitas di rumah atau di kantor. hal ini sangat wajar karena manusia memang diberi kelebihan untuk “melihat” sesuatu sebelum itu benar-benar terjadi. maksudnya, bukan masalah meramal ala dukun atau pesugihan namun itu bersifat alami. baynag-bayang itu kadang-kadang muncul sedemikian kuat bila sebelumnya ada peristiwa yang membuat kita trauma.
Trauma yang dramatis yang terjadi dalam hidup seseorang akan membekas kuat dalam memori jangka panjang bahkan sampi menemui ajal. sulitnya melupakan hal tersebut karena biasanya mempunyai kaitan yang erat dan masih kita rasakan saat ini: baik berupa suara, gerakan, benda atau bentuk kejadian yang serupa. olehnya itu, dintara mereka yang trauma bahkan ada yang sampai depresi bahkan sakit jiwa akibatn beban yang tidak dapat ia selesaikan. butuh waktu yang sangat lama, kegiatan terapi yang panjang dan perlu hijrah mencari lingkungan yang baru. selebihnya hanya keajaiban dari sang pencipta.
Kembali kepada bayang-membayangkan.dalam hal ini saya tidak membahas terkait trauma dan yang berhubungan dengannya karena saya bukan PSIKIATER. hanya mencoba sharing tentang tiga bentuk besar dalam bayang-membayangkan dan apa bedanya. sejauh ini saya mengenal tiga macam:
1. Khayalan.
khayalan menurut yang saya pahami adalah bayang-bayang terkait masa yang akan datang.atau dapat dikatakan suatu hal yang bentuk penyelesaiannya terjadi dimasa yang akan datang. ini sering dilakukan oleh orang yang berkeinginan untuk mempunyai sesuatu yang belum dimiliki.Misalnya: mobil baru, rumah mewah, kapal pesiar, istri cantik, uang miliaran atau tanah yang luas. hanya sebagai catatan, kelompok yang masuk dalam kategori ini kebanyakan hanya mau membayangkan senangnya saja tanpa mau bersusah payah untuk menggapainya. itulah sebabnya kita menyebutnya sebagai TUKANG PENGHAYAL.
2. Lamunan
berbeda dengan khayalan, lamunan adalah kebalikan dari khayalan. bila khayalan berbicara masa yang akan datang maka lamunan berhubungan dengan masa yang telah lalu. keajdian dimasa yang lalu memang tidak semuanya akan diingat namun akan ada sesuat yang membekas karena trauma dan semacamnya. bentuk lamunan misalnya: kebakaran rumah, kerabat meninggal, ditodong maling, tidak lulus ujian dan wawancara kerja, bermesraan di taman, diputus sang pacar pertama, bangkrut dalam bisnis atau diusir oleh pemilik sewa rumah. ini semua akan membekas dalam ingatan dan sesekali pasti akan muncul dengan sendirinya. ada dua model orang menanggapinya: memilih PASRAH atau BANGKIT
3. Impian
jenis terakhir kita sebuat impian. impian sudah bukan barang baru dalam kata keseharian kita. impian dan khayalan memiliki kesamaan yaitu berhubungan dengan masa depan. hanya bedanya adalah perilaku pelakunya. bila penghayal hanya diam dan pasrah tanpa mau bertindak dan berkorban maka orang yang punya impian memiliki semangat yang tinggi, pantang putus asa, selalu belajar, optimis dan mau berkorban unutk menacpai apa yang diidam-idamkannya selama ini. sehingga orang yang memiliki impian cepat atau lambat akan memenangi suatu persaingan dan mendapatkan kesenangan diakhir perjuangannya.
Demikianlah pandangan sederhana saya tentang bayang-mambayangkan. kalau ada yang kurang silahkan ditambahkan.