Di relung hatiku…
Malam ini saya menghabiskan malam dengan mencoba flash back kehidupanku
yang tak terasa sudah memasuki masa 27 tahun lamanya. Ini bukan
perenungan ulang tahun (milad) karena memang milad ku sudah sekitar 2 bulan lalu, tetapi ini postingan yang khusus saya buat
untuk sahabatku Anak-anak piase
, yang meminta saya membuat kisah yang menyenangkan hati,
istilahnya kisah suka dalam kehidupan kita. Saya sungguh bersemangat
ketika diminta menuliskan kisah suka alias hal yang menyenangkan yang
pernah menghinggapi dan alhamdulillah begitu banyak peristiwa yang
sungguh membuat bathin ini senang. menurutku untuk menulis nya perlu beberapa
postingan , namun kali ini saya ingin memutar waktu menuju
tahun 90-an. Bagi sahabat yang ingin menyelami kisah indahku, silahkan
lanjutkan ke paragraf berikutnya.
Sahabat, salah satu episode kehidupan yang takkan terlupakan bagi
saya adalah waktu kecil di kampung halaman tepatnya di sebuah desa Talang piase, sebuah
desa/kel. di Kab. Muba, Sumatera Selatan. Masa kecil yang sangat
jauh dari hiruk pikuk kota begitu bersahaja bagi saya waktu kecil. Walaupun
listrik masuk ke desa kami baru di tahun 2011, tapi alhasil kami sudah
mendapatkan suguhan informasi melalui media TV di zamannya doraemon baru
mengudara, namun kehidupan desa yang bersahaja yang mengajarkan sopan
santun, saling menghargai, kesederhanaan, inilah yang menjadi basic character building bagi diri saya pribadi.
Ketika menginjak usia 5 tahun, lazimnya anak-anak di kota memasuki
pendidikan pre school yang lazim disebut TK. Di usia
tersebut saya pun tidak mengikuti pendidikan pre school tersebut. saya langsung sekolah SD saja karna di desa kami belum ada yg namanya pendidikan usia dini (PAUD).
Karena waktu itu jalan belum di cor beton seperti sekarang dan masih jarang orang-orang bemotor, dan hampir setiap hari berjalan kaki dari dan
menuju sekolah, tapi itu saya jalani dengan hati yang senang, bahkan
masa itu masa yang sungguh indah. Ketika berada di SD, Bu Guru
berhasil menanamkan sebuah pengharapan/dream bagi saya. Saya yang anak
desa akhirnya berani
bermimpi, berani bercita-cita, waktu itu saya menuliskan di cover buku
saya “aku nak jadi profesor ???”. Dalam benak saya waktu itu, saya harus
sekolah tinggi-tinggi menjadi seorang professor yang mengajar di sebuah
perguruan tinggi. Bayangkan kawan, anak SD sdh bercita-cita jadi
profesor akibat hasutan Bu Guru, bahwa saya bisa menjadi orang hebat
dengan menjadi seorang yang berpendidikan tinggi, seorang profesor.
Kami yang bersekolah di kampung memiliki kebiasaan
setiap pulang sekolah tiap sore harinya senang maen yeye, atau istilah kami sajingking, galar dan gasti, kalau malam nya kami mengaji, kalau tidak mengaji kami main secanting’. Berbeda
dengan anak sekarang kami menggunakan kebiasan itu setiap hari untuk mengisi hari-hari kami, di zaman kami dulu belum kenal dengan istilah internetan.. tiap hari kami mandi urik beranyut saling cul Walaupun agak lelah tetapi karena jumlah kami yang cukup
banyak, kami melakukannya dengan hati senang, menyusur sungai, menyelam bawah para, Jika mengenang
masa ini kadang saya rasanya ingin kembali ke masa itu, tak jarang saya
tersenyum hingga air mata kadang meleleh dipipi. Masa kecil di kampung
memang sungguh indah.
Basic Education Skill yang kami terima waktu itu memang begitu sederhana, bukan yang systematic seperti anak zaman sekarang, masih kecil sudah kenal dgn hp,internetan, kehidupan malam, dugem.dll. Tetapi hal yang begitu indah dikenang adalah menyatunya rasa chemistry ladunni di dalam hati saya dilanjutkan pendidikan akhlak/budi pekerti di Rumah di lingkungan kami pada waktu itu.
Yang selalu membuat saya sangat terkesan adalah kesederhanaan dan ketulusan kami yang menanamkan sikap seorang pembelajar sejati
yang tidak manja akan keadaan. dan kami berhasil menanamkan idea “ tradidsi anak kampung,, yang mana dewasa ini sudah mulai hilang berkat kemajuan zaman”. Dengan metode yang sangat sederhana dan
fasilitas yang serba terbatas tapi kami disuguhkan pada sebuah dunia yang indah, bebas, alami tanpa ada beban,
budi pekerti, saling menghargai dan selalu bercita-cita tinggi,
setinggi-tingginya.
Hari ini saya telah mendapatkan banyak hal, menjadi seorang suami dari istri saya yang luar biasa, menjadi seoranng ayah
(insya Allah tunggu saja.hehehheeh), kesemuanya itu adalah bukan kebetulan. Semuanya
berproses dari masa yang sangat indah di desa terpencil nun jauh di sana.hehehehe..
yang menjadi modal untuk kehidupanku saat ini dan yang akan datang jauh
lebih bermakna, bermanfaat dan jauh lebih sukses.
semoga ada manfaat buat seluruh saudaraku sekalian.